Pati, 06 Agustus 2023
Aksi kolaborasi STIKes Bakti Utama Pati (STIKes BUP) dengan Sekolah Tinggi teknologi Pati (STTP) dalam Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) kali ini adalah melakukan pendampingan kepada kelompok pengrajin batik ciprat serabut kelapa (sapa) yang merupakan kelompok difabel di bawah Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kab. Pati. Kesepuluh pengrajin tersebut saat ini menempati kantor Kodim lama yang ada di Jl. P. Sudirman no. 72 Pati (depan RS DKT Pati).
Suratno, ketua pengrajin sekaligus ketua PPDI Pati menyampaikan bahwa pemasaran menjadi salah satu kendala yang dihadapi pengrajin di tengah gencarnya pemasaran secara online saat ini. “Pemasaran secara konvensional kami rasa tidak efektif dan tidak mampu menjangkau konsumen yang makin luas”, tuturnya. Hal inilah yang membuat Uswatun Kasanah (Ketua Pengabdian kepada Masyarakat)membuat proposal kegiatan untuk diajukan mendapatkan pendanaan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi di tahun 2023. Usaha Kasanah ini tidak sia-sia dan pada tanggal 5 – 6 Agustus 2023 telah dapat diselenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Optimalisasi Produksi Batik Ciprat Sapa Penyandang Disabilitas melalui Efisiensi Pemasaran” bersama dosen STIKes BUP Ana Rofika, dosen STTP (Nuri) dan melibatkan 2 mahasiswa Sarjana Kebidanan (Risma Novita Sari dan Apriliani Tria Safira). Tim juga melibatkan founder Alzena Skincare Indonesia (dr. Novy Oktaviana, Sp.DVE) sebagai seorang wirausahawan yang sukses membangun 67 cabang Alzena skincare. Oktaviana memberikan motivasi tentang kiat suskes berwirausaha.
Kegiatan yang berlangsung 2 hari tersebut memberikan pemahaman dan pendampingan bagi pengrajin, antara lain tentang manajemen pemasaran (disampaikan oleh Ana Rofika), pelatihan membuat konten (video, foto dan materi promosi dengan aplikasi canva) oleh Nuri, serta bagaimana berbisnis di media sosial (disampaikan oleh Uswatun Kasanah).
Pemaparan materi manajemen pemasaran oleh Ana Rofika
Dalam kegiatan ini, tim PkM menyerahkan 1 unit smartphone sebagai media berbisnis menggunakan media sosial serta sejumlah bahan batik (kain putih dan malam). Barang-barang ini diharapkan akan menunjang proses pemasaran secara lebih luas lagi.
Penyerahan smartphone kepada pengrajin batik sebagai media promosi.
Dalam pelatihan membuat konten, 10 peserta diminta membuat video promosi dan sekaligus melakukan editing menggunakan aplikasi kinemaster. Untuk membuat poster, peserta melakukannya dengan menggunakan aplikasi canva. Meskipun masih belum mahir menggunakan 2 aplikasi tersebut, namun peserta sudah makin aktusias untuk belajar. Selebihnya, tim PkM melakukan pendampingan dan monitoring lebih lanjut.
Praktik pembuatan konten promosi berupa video
Tim PkM juga membantu pengrajin membukakan toko online di Shopee, lazada, dan lainnya. Pada sesi awal. Pengrajin baru tahap membuka toko, selanjutnya akan didampingi untuk menjadi admin toko tersebut.
Pemaparan materi pembuatan konten oleh Nuri
Pengrajin sangat berterima kasih kepada Kemendikbudristek atas kesempatan ini. Lebih lanjut Suratno menuturkan, “Selama ini kami mendapat banyak keterampilan dari BLK dan lembaga lain, namun belum pernah mendapat pendampingan tentang bagaimana beriklan di media sosial. Ilmu ini sangat kami butuhkan meskipun kami harus belajar keras untuk mampu menggunakan smartphone. Kami ini sudah tidak muda lagi, kami gaptek. Apalagi pendidikan kami paling tinggi juga SMA. Terima kasih juga kepada STIKes Bakti Utama Pati yang telah menginisiasi kegiatan ini”.
Penyampaain materi tentang beriklan di media sosial oleh Uswatun Kasanah
Memang tidak mudah bagi teman-teman difabel untuk bersaing, apalagi dengan keterbatasan secara fisik juga yang menjadi sedikti kendala. Namun, semangat mereka luar biasa, mereka harus bangkit, mandiri. Bukan menjadi beban bagi masyarakat apalagi sampai merendahkan diri di lampu lalu lintas dengan meminta belas kasihan pengguna jalan. Ini yang menjadi motto Suratno, Ketua PPDI Pati.
Foto bersama di sesi akhir
By. Iyuz