Faculty Mobility Progam oleh Dosen & Mahasiswa STIKes BUP

Pengalaman Dosen dan Mahasiswa STIKes Bakti Utama Pati dalam Program  Faulty Mobility

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati telah menjalin kerjasama dengan salah salah satu Universitas di Filipina yaitu Systems Plus College Foundation. Salah bentuk implementasi kegiatan dari MoU yang telah disepakati oleh kedua belah pihak adalah adanya kegiatan faculty mobility. Dalam kegiatan faulty mobility terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu visiting leturer dan sit in program bagi mahasiswa. Kegiatan Faculty mobility dilaksanakan dari tanggal 8 Oktober sampai dengan 19 Oktober 2019. Selain STIKes Bakti Utama Pati juga terdapat dua perguruan tinggi kesehatan lain yang bersama-sama mengikuti kegiatan tersebut.

Dosen yang tugaskan untuk mengikuti kegiatan Faculty Mobility di SPCF Filipina adalah Siti Marfu’ah, S.S.T.,MPH sedangkan untuk mahasiswa Rizka Melati dan Sussiloasih. Dosen dan mahasiswa yang digugaskan tersebut dari program studi Kebidanan Program Sarjana.kegiatan ini bertujuan untuk  Pertukaran Budaya antara budaya di Indonesia dengan Budaya di Phillipines, tentang bagaiamana Budaya Akademik dan Budaya Sosial yang ada di SPFC Phillipines, selain itu Dosen STIKes Bakti Utama Pati ibu Siti Marfu’ah, S.S.T., M.PH mengatakan Progam ini memberikan peluang untuk pengayaan pribadi dan pengembangan professional, pengalaman ini memungkinkan staff pengajar/akademik untuk berkolaborasi dengan kolega luar negeri, memperluas pengalaman professional, mendiversifikasi kurikulum akademik dan menginternasionalkan penelitian dan Curiculum Vitae.

Pemilihan SPCF Filiphina sebagai lokasi untuk faculty Mobility mengacu pada tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui budaya dan program pendidikan yang diselenggarakan di SPCF Filipina. SPCF sendiri merupakan perguruan tinggi yang berada di Angeles City dengan memiliki beberapa program studi salah satunya yang dibindang kesehatan adalah program studi Nursing. Program study nursing dengan spesifikasi keperawatan maternal memberikan pengalaman belajar bagi dosen dan mahasiswa untuk memahami dan mengetahui kegiatan dan proses pembelajaran di SPCF.

Menurut ibu Siti Marfu’ah, S.S.T., M.PH, banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilaksankan salah satunya yaitu Kesempatan untuk hidup dan bekerja di negara yang berbeda & konteks budaya dan sering belajar / memperkuat pengetahuan tentang bahasa tambahan, Pengayaan pribadi dan pengembangan profesional Internasionalisasi CV dan akses ke peluang penelitian yang unik Pembentukan / penguatan jaringan profesional internasional.

Faculty Mobility  Progam ini di harapkan memberikan daya ungkit bagi Dosen STIKes Bakti Pati dimana nantinya pengalaman yang di dapatkan dari SPCF Phillipines dapat di tularkan ke Dosen lainya sebagai bahan ajar perbandingan teori dan laboratorium yang ada Phillipenes. STIKes Bakti Utama Pati kedepan akan berupaya untuk mengadakan kegiatan-kegiatan dengan perguruan tinggi di luar negeri untuk meningkatkan kualitan penyelenggaraan pendidikan

PENANDATANGAN KERJASAMA STIKES BAKTI UTAMA PATI DENGAN ARELLANO UNIVERSITY PHILLIPINES

STIKes Bakti Utama Pati (BUP) menan­da­ta­ngani nota per­janjian kerja sama atau Me­morandum of Agreemen (MoA) da­lam Imple­mentasi Tri Darma Pergu­ruan Tinggi.

Penandatangan MoA itu merupakan tindak lanjut dari “Memorandum of Understanding” (MoU) antara Arellano University Phillpines dengan STIKes Bakti Utama Pati  yang telah dilakukan sebelumnya.

Penandatanganan MoA dilaku­kan Minggu, (29/10/2019) di kampus STIKes Bakti Utama Pati, Jalan ki Ageng Selo No 15 Pati. Penandatangan ini di lakukan oleh Ketua STIKes dan Dekan Univesity Arellano Phillipines serta disaksikan oleh ketua yayasan Pratini Soedarsono, Pembina Yayasan, wakil Ketua 1 (Bidang Akademik), Wakil ketua III Bidang kemahasiswaan.

Ketua STIKes BUP ibu Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb dalam sambutannya menje­laskan “ tentang profil STIKes Bakti Utama Pati  kepada rom­bongan dari Arellano University Phillipines. STIKes BUP saat ini, kata ibu Irfana memiliki 13  dosen tetap, 3 di antaranya ber­kua­lifikasi pendidikan M.Keb, dan 6 diantaranya bergelar M.Kes. serta Magister lainya, dan juga  memiliki dosen non tetap dokter spesialis anak, dokter spesialis Obgyn juga ada di STIKes BUP.

STIKes BUP, adalah salah satu Per­guruan Tinggi Swasta (PTS) di kabupaten Pati Jawa Tengah yang diproyeksikan Lembaga Layanan Pedidikan Tinggi (LL-Dikti) wilayah VI Jawa tengah, (dahulu Kopertis) yang me­raih akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) level B. Demi menjawab tantangan Revolusi Industri Era 4.0 dalam waktu dekat STIKes Bakti Utama Pati akan menambahkan progam Studi Baru. Selain itu Progam Studi Sarjana Kebidanan sedang dalam tahap pengajuan Akreditasi.

“STIKes BUP terkakreditasi B dengan 1 prodi Diploma Tiga Kebidanan dan selebihnya telah terakreditasi. Kare­nanya, saat ini STIKes BUP tengah sibuk-sibuknya mem­persiap­kan segala persya­ratan me­nuju akreditasi prodi lainya, dan menyiapkan pembukaan Progam Studi Baru”

Ketua STIKes berharap kerja sama yang dila­kukan dengan Arellano University Of Phillipines dan berbagai perguruan tinggi lainya mampu mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas.

Ketua STIKes Bup  juga memiliki harapan untuk dapat melakukan kerja sama dengan Uviversitas luar negeri lainnya bisa segera dilakukan segera diantaranya Malaysia dan Singapura sehingga menghasilkan ke­giatan-kegiatan dalam rangka imple­mentasi Tri Darma Perguruan Tinggi.

Sedangkan Dekan Arellano University Phillipines  mengatakan bahwa , kerja sama antarper­guruan tinggi meru­pakan suatu keharusan untuk menciptakan lulusan yang berdaya saing baik di dalam maupun di luar negeri. Kini semua perguruan tinggi di dunia berlomba-lomba menggalang kerja sama.

Selanjutnya Dekan University Of Phillipines  Dr Maria Cristy Ramadjo mengatakan “Institute Of Health Science Bakti Utama Pati Very worthy to be a parthner in cooperation because Bakti Utama is one of the University whose is very fast developing”. Atau dapat diartikan bahwa STIKes Bakti Utama Pati sangat layak menjadi mitra kerjasama, karena merupakan salah satu Institusi yang cepat berkembang.

Dalam waktu dekat mahasiswa dan Dosen STIKes Bakti utama Pati juga akan ke Phillipines untuk Studi Banding di Arellano University.

SEMINAR NASIONAL ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

STIKes Bakti Utama Pati melaksanakan Seminar Nasional dengan tema “The Opportunities and Challenges of Health Science Colleges in the Industrial Revolution Era 4.0 To Reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR)”

Dunia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0, yaitu era yang merupakan periode perkembangan baru ketika beberapa teknologi yang meliputi teknologi fisik, teknologi digital dan teknologi biologis masing-masing telah mencapai perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bidangnya masing-masing. Ketiga teknologi tersebut merupakan pendorong teknologi utama atau yang paling mendasar  untuk Revolusi Industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 mendorong kurikulum pendidikan tinggi agar sesuai dengan dinamika digital, Internet of Thing, Artificial Intelligence, bioteknologi, serta perkembangan pesat lainnya. Perguruan Tinggi merupakan lembaga formal yang diharapkan dapat melahirkan tenaga kerja kompeten yang siap menghadapi industri kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi sumber daya manusia, dimana Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs

Terkait tugas pokok dan fungsi bidan, yang bersangkutan tentunya dituntut memiliki kompetensi dan profesionalitas sebagai seorang bidan yang mampu melayani dengan prima. Kemudian dituntut humanis dalam rangka mendukung serta mewujudkan kesehatan ibu dan anak. Terdapat empat hal yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk bertarung di era revolusi industri 4.0 yaitu kompetensi berinteraksi dengan berbagai budaya,  keterampilan sosial, literasi baru (data, teknologi manusia) dan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Melihat hal tersebut, maka calon bidan dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif, serta dipersiapkan sebagai tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan era revolusi industri 4.0 melalui pemanfaatan teknologi masa kini. Kompetensi dan profesionalitas bidan diperlukan, utamanya untuk menekan bahkan mengurangi secara drastis angka kematian ibu dan anak saat persalinan. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menjawab tantangan Global di Era Revolusi Industri 4.0  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati  menjalin kerjasama dengan Arellano University Philippines. Sebagai bentuk kerjasama STIKes Bakti Utama Pati meneyelenggarakan Kegiatan Seminar Nasional dengan tema “The Opportunities and Challenges of Health Science Colleges in the Industrial Revolution Era 4.0 To Reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR)”

Pada hari Minggu, 29 September 2019 telah di laksanakan Seminar Nasional dengan tema “The Opportunities and Challenges of Health Science Colleges in the Industrial Revolution Era 4.0 To Reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR)”di aula STIKes Bakti Utama Pati. Seminar ini di ikuti oleh 422 peserta yang terdiri dari praktisi Bidan, perawat, mahasiswa dan Dosen.

Seminar Nasional 2019 di hadiri oleh, 1 keynote Speaker dari Arellano University Phillippines ibu Dr. Maria dan 3 Invited Speakery Siti Marfu’ah, S.S.T., M.PH. Selaku waket I STIKes Bakti Utama Pati, Ninik Hermawati, S.Si.T., S.AP selaku ketua PC IBI Pati, Hj Suparmi, Amd. Keb selaku Supervior Bagian Keperawatan & Kebidanan.

Dalam seminar tersebut Dr. maria menerangkan tentang bagaimana tantangan ilmu kebidanan di era 4.0 yang ada Philippina,  beliau mengatakan Midwifery in the Philippines has been recognized as one of the primary health care services for the people. The role of midwives has been expanded to address the basic health service needs of mothers and their children. Midwifery Education must be able to respond to those need by producing midwives who have up-to-date knowledge and skills and appropriate attitude necessary to render midwifery services with competency and dedication.

Kegiatan diskusi dengan Dr maria juga sangat aktiv, peserta banyak yang bertanya  dengan Dr Maria salah satu pertanyaan dari perwakilan dari Rs Suwondo adalah “bagaimana perlindungan hukum terhadap bidan/tenaga kesehatan jika ada kegawatdaruratan terhadap pasien”. Dr Maria menjawab kita bahwa perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan sangat di perhatikan sekali.

Kemudian diskusi delanjutkan dengan 3 Invited Speaker dengan tema yang berbeda beda yang masih membahas tentang bagaimana nasib Nakes di era revolusi Industri 4.0.

Dengan di adakannya seminar ini di harapkan semua Bidan atau tenaga kesehatan bisa meningkatkan  kualitas dan kuantitas dalam pelayanan dan bisa meng Upgreet ilmu sesuai dengan perkembangan era Revolusi Industri 4.0.